Selasa, 23 November 2010

Menu 3 : Any body knows? Ayo Kenali Orang Lain Lebih Dekat

Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana baik bencana alam maupun akibat ulah manusia disebabkan letak geografis, jumlah penduduk, keterbatasan sarana. Setiap bencana pasti menimbulkan korban baik korban hidup yang mengalami luka-luka atau korban mati, secara teknis penanganan korban hidup telah mendapatkan perhatian yang cukup baik dengan melibatkan baik Pemerintah, LSM maupun masyarakat. Penanganan korban mati juga harus mendapat perhatian yang lebih optimal.

Bencana merupakan kejadian yang mendadak, tidak terduga dan dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, kapan saja serta mengakibatkan kerusakan dan kerugian harata benda, korban manusia yang relative besar baik mati maupun cedera. Bencana dapat disebabkan karena alamiah seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor atau karena kesalahan manusia. Beberapa hal yang diakibatkan oleh kesalahan manusia antara lain karena kelalaian yaitu kecelakaan lalu lintas udara, laut dan darat, serta kebakaran dan runtuhnya gedung. Adapula bencana yang sengaja dilakukan oleh manusia antara lain peledakan bom oleh teroris, pembakaran serta kerusuhan.
Penanganan korban mati pada bencana selama ini belum mendapat perhatian yang serius, penuh tantangan serta memerlukan dana, sarana dan prasarana yang cukup mahal serta dibutuhkan profesionalisme dari para petugas yang menangani hal tersebut. Selain itu terbatasnya sumber daya manusia yang menangani korban mati baik dalam kuantitasmaupun kualitas memerlukan perhatian khusus agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini.
DVI (Disaster Victim Identification) adalah Identifikasi korban bencana massal. Pada  saat ini di Indonesia dibagi menjadi 4 Regional yaitu :
1. Bagian Indonesia Bagian Barat I (Berkedudukan di Medan ), 
2. Bagian Indonesia Bagian Barat II (Berkedudukan di Jakarta sebagai pusat DVI Indonesia)
3. Bagian Indonesia Bagian Tengah ( Berkedudukan di Surabaya )
4. Bagian Indonesia Bagian Timur ( Berkedudukan diMakassar ).



Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi korban dari bencana alam : 

A. Metode Primer  
1. Sidik jariAda tiga alasan mengapa sidik jari merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi korban bencana :
• Sidik jari adalah unitPerbedaan mutlak antara papillary ridges pada jari-jari dua individu yang berbeda 
• Sidik jari tidak berubahPapillary ridges terbentuk di bulan keempat kehamilan dan tetap tidak berubah bahkan setelah kematian. Bahkan setelah luka ringan Papillary ridges tumbuh pada pola yang sama dan pada luka yang parah dapat menyebabkan jaringan parut permanen.
• Sidik jari dapat diklasifikasikan:Karena sidik jari dapat diklasifikasikan, sehingga dapat diidentifikasi dan didaftarkan secara sistematis dan kemudian diambil dengan mudah untuk tujuan perbandingan. 
2.  Forensik OdontologyStruktur unik dan ciri-ciri spesifik dari gigi dapat dijadikan sebagai metode primer untuk identifikasi korban bencana. Pemeriksaan tersebut dengan cara membandingkan data  postmortem dengan data yang ada pada doker gigi yang merawat korban selama hidup.Gigi terlindung dengan baik dalam rongga mulut dan mampu menahan pengaruh luar bahkan setelah saat kematian. Gigi terdiri dari zat yang paling sulit dan paling tangguh dalam tubuh, sehingga ketika jaringan tubuh memburuk, karakteristik dari gigi yang sangat va-luable untuk keperluam identifikasi tetap dapat di akses

3. DNA Analysis
DNA merupakan bagian penting dari informasi genetik yang terkandung didalam sel, yang karakteristik setiap individu berbeda kecuali mempunyai hubungan keluarga atau kembar. 
Pencocokan DNA adalah cara yang terbaik untuk mengidentifikasi bagian-bagian tubuh. Untuk profil DNA memerlukan sample yang diambil dari korban dan akan dikirim ke laboratorium untuk dianalysis sesuai standar dan dilakukan pencocokan dengan kerabat korban.
4. Antropology
Tujuan dari Antropologgy adalah untuk :
- Menentukan tulang atau tidak
- Menentuakn manusia atau tidak
- Menentukan jenis kelamin
- Menentukan umur
- Menentukan Tinggi
- Menentukan ras

B. Metode Sekunder
1. Acessoris
Dari acesoris yang dipakai korban sebelum bencana seperti tas, dompet, pakaian, akan memudahkan keluarga ataupun teman korban untuk mengidentifikasi korban tersebut.
2. Dokumen
Dokumen seperti identitas diri, KTP, passport, akan mudah diidentifikasi informasi korban dengan melihat dokumen tersebut.


Referensi :
1. Indriati, Etty. Antropologi Forensic. UGM Press : Yogyakarta : 2010
2. INTERPOL. Disaster Victim Identification (DVI).  2010
4. Lecture Note Dr.Yuda Nurhantari : Disaster victim management 
5. Lecture Note Dr. Hendro Wartatno : Medical Emergency Response
6. Lecture Note Dr. Etty Indriati : The Role of Anthropology in Disaster Victim Identification
7. http://adjisuwandono.staff.uns.ac.id/2010/07/22/identifikasi-korban-bencana-massal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar