Senin, 29 November 2010

Menu 8 : Selamatkan Korban Gempa

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan


Tipe Gempa :
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.


3 Tahap Penanggulangan Gempa :
1. Emergency Response (Tahap Tanggap Darurat)
Tahap tanggap-darurat adalah masa pelayanan bantuan kemanusiaan langsung kepada para korban sejak hari pertama terjadinya bencana. Lama tahap ini terutama bergantung pada besarnya dampak kerusakan yang diakibatkan oleh bencana tersebut. 
Tujuan dan sasaran utama tahap ini adalah membantu memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari para korban agar tidak semakin menderita dan mampu bertahan hidup sampai keadaan kembali pulih. Karena itu, kegiatan utama pada tahap ini adalah penyaluran bantuan kemanusiaan dalam bentuk penyediaan pangan dan sandang, tempat penampungan sementara (darurat), pelayanan kesehatan, dan sebagainya. 

2. Transtitional Phase (Tahap Peralihan) 
Tahap ini merupakan masa-singkat beranjak keluar (phasing out) dari tahap tangga-darurat ke tahap berikutnya, yakni tahap pemulihan dan penataan kembali. Dengan kata lain, tahap ini pada dasarnya adalah masa persiapan sosial untuk memulai kembali kehidupan wajar (normal) mereka seperti sediakala atau ke taraf yang lebih baik lagi dalam jangka-panjng di masa mendatang.
Sesuai tujuan dan sasarannya, maka strategi dasar yang akan ditempuh pada tahap ini adalah menumbuhkan kembali kesadaran harga-diri dan martabat mereka sebagai manusia (setelah trauma bencana) serta semangat kesetiakawanan dan kegotong-royongan tradisional mereka sebagai suatu perkauman (community).

Kegiatan-kegiatan pokok pada tahap ini, antara lain: (1) Pembersihan desa/kampung yang cara-cara pelaksanaannya akan dimusyawarahkan dan disepakati bersama dengan para korban warga setempat; (2) Pelatihan dasar untuk beberapa warga terpilih sebagai pengorganisir lokal (local organizer) dalam rangka menyiapkan pembentukan Badan Pemulihan dan Penataan Desa (BPPD); (3) Pelatihan-pelatihan teknis, terutama untuk pembangunan kembali rumah-rumah penduduk, penataan lingkungan hidup setempat, dan pembangunan basis-basis penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood); dan (4) Pemetaan partisipatif dan tematis terhadap beberapa desa yang telah dipilih sebagai lokasi utama kerja-kerja pemulihan dan penataan kembali pada tahap berikutnya.


3. Reconsturction And Rehabilitation (Tahap Pemulihan dan Penataan Kembali)
Tahap ini merupakan tahap inti yang sesungguhnya dari seluruh proses penanganan bencana dan pelayanan korban yang diakibatkannya. Berdasarkan pengalaman kami selama ini, tahap inilah justru yang paling sering dilupakan, atau dianggap sebagai tanggungjawab utama pemerintah saja. Akibatnya, banyak proses-proses pemulihan dan penataan kembali di banyak daerah bencana selama ini, khususnya di Indonesia, berlangsung dalam suatu kerangka pendekatan yang serba-terpusat, mengabaikan asas partisipasi masyarakat dan otonomi kelembagaan sosial lokal. Karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan tahap ini sebagai prioritas utama kami di kawasan bencana di Jogyakarta dan Jawa Tengah.
tujuan dan sasaran utama dari tahap ini adalah menciptakan suatu ‘model’ pemulihan dan penataan kembali berbasis masyarakat (community-based reconstruction and rehabilitation).

Secara garis-besar, kegiatan-kegiatan utama pada tahap ini, antara lain, mencakup: (1) Pembangunan kembali perumahan dan lingkungan pemukiman penduduk berbasis kebutuhan dan kemampuan mereka sendiri (community-based housing), dengan penekanan pada aspek sistem sanitasi lingkungan organik daur-ulang; (2) Penataan kembali prasarana utama desa, khususnya yang berkaitan dengan sistem produksi pertanian; (3) Pembangunan basis-basis perekonomian desa dengan pendekatan penghidupan berkelanjutan, terutama pada kedaulatan dan keamanan pangan (food security and sovereignty) dan ketersediaan energi yang dapat diperbaharui (renewable energy); serta perintisan model sistem kesehatan desa yang terjangkau dan efektif.




Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
2. http://riedwaen.wordpress.com/2007/12/19/tiga-tahap-penanganan-bencana-gempa-di-jogya-jawa-tengah/

Minggu, 28 November 2010

Menu 7 : Clinical Audit

Clinical Audit adalah: Suatu proses peningkatan kualitas yang bertujuan untuk meningkatkan perawatan pasien dan hasil, melalui peninjauan yang sistematis terhadap perawatan terhadap kriteria explisit dan pelaksanaan perubahan.
 
Pertama mendengar kata "Audit" saya mengira itu identik dengan hal ekonomi, tetapi setelah mempelajarinya ternyata kata "Audit" tersebut sangat diperlukan dalam ilmu kesehatan juga dalam halnya untuk menata lebih baik suatu sitem yang ada dalam ilmu kesehatan tersebut.
Clinical Audit adalah proses peningkatan kualitas yang diperkenalkan ke NHS oleh 1989 White Paper Bekerja untuk Pasien. Clinical Audit sekarang merupakan bagian mapan dari NHS dan komponen kunci dari kerangka kerja clinical governance. Dalam beberapa kali telah bergerak jauh dari kegiatan "opsional" audit klinis ke pendekatan yang lebih "wajib". Semua percaya NHS juga sedang dipantau oleh Komisi Kesehatan untuk memastikan bahwa pekerjaan audit klinik sedang dilakukan. Standar C5d Standar untuk Lebih Sehat secara eksplisit menyatakan "organisasi kesehatan harus memastikan bahwa dokter berpartisipasi dalam audit klinis dan review pelayanan".

Kenapa Clinical Audit itu Penting :
1. Membantu dan meningkatkan kualitas jasa yang ditawarkan kepada pengguna
2. Mengidentifikasikan dan mempromosikan praktek yang baik dan dapat mengarah pada penigkatan pelayanan dan hasil bagi pengguna
3. Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan pendidian
4. Membantu untuk memastikan penggunaan sumber daya yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi
5. Dapat meningkatkan hubungan kerja, komunikasi, hubungan antar staff, pengguna jasa dan antar lembaga

Ada 6 langkah dalam menyusun Clinical Audit :
1. Memilih Topik 
Audit Klinis ini bertujuan untuk mengembangkan, maka topik yang dipilih pun biasanya adalah topik – topik yang banyak menimbulkan masalah, biaya, dan juga resiko namun masih dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang. Pada bagian ini diuraikan mengapa topik audit klinis tersebut yang  dipilih da pembenahan apa yang harus dilakukan.

2. Menentukan Kriteria
Kriteria adalah sebuah bukti yang harus ada dan dapat membuktikan bahwa pelayanan optimal sudah dapat dicapai. Biasanya kriteria ini berarti 100% (harus ada) atau 0%(harus tidak ada). Apabila kriteria tersebut telah dipenuhi, berarti manajemen kasus tersebut sudah berhasil.

3. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data melalui dua cara, yaitu retrospective dengan melihat rekam medis dan juga perspective dengan pengamatan langsung pelayanan kesehatan tersebut.
4. Meng-analysis Data 
Pada bagian ini kita harus melihat dari data yang ada. Apakah pelayanan tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku atau masih dibawah standar yang diharapkan. Pada bagian ini kita juga harus mencari penyebab dari kekurangan tersebut.

5. Membuat Perubahan 
Setelah hasil audit dipublikasikan dan didiskusikan kita harus mencari rekomendasi untuk perubahan. Dalam proses mebuat perubahan dalam sistem tersebut, kita harus melibatkan setiap departemen yang ada, sehingga hasil perubahan tersebut bisa diterima dan langsung direalisasikan dalam sistem tersebut.
6. Re-Audit
Tujuan dari Re-Audit ini adalah untuk meninjau kembali perubahan tersebut dan membandingkannya dengan keadaan sebelumnya. Strategi yang digunakan sama dengan yang sebelumnya, seperti mengidentifikasi sampel, metode dan analisis data. Tahap ini sangat penting untuk kesuksesan Audit Klinik tersebut, seperti mem-verifikasikan apakah perubahan yang diterapkan tela berpengaruh dalam sistem tersebut dan apakah perbaiakn lebih lanjut diperlukan untuk mencapai standar layanan kesehatan ynag lebih baik.

Referensi :
1. Lecture Note Prof. dr. Adi Utarina : Clinical Audit
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_audit
3. http://www.clinicalauditsupport.com/what_is_clinical_audit.html
4. http://www.rcpsych.ac.uk/pdf/clinauditChap1.pdf

Sabtu, 27 November 2010

Menu 6 : Harap - Harap Cemas


Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan 
yang bekerja, karena dengan gaji yang diperoleh 
seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Mathis dan Lackson (2002), “Gaji adalah 
suatu bentuk kompensasi yang dikaitkan dengan 
kinerja individu, kelompok ataupun kinerja organisasi”

Memberi nafkah pada anak dan keluarga secara layak saya kira merupakan salah satu ikhtiar penting yang mesti kita lakoni dengan sepenuh hati. Bekerja dengan ikhlas dan penuh dedikasi demi mendapat penghasilan atau income yang memadai tentu juga merupakan sebuah rangkaian ibadah yang mesti kita rawat dengan penuh keteguhan.

RIWAYAT GAJI PNS DOKTER

Ketika penulis pertama kali menerima gaji sebagi calon pegawai negeri sipil (cpns) Republik Indonesia tercinta golongan III.a III.b pada akhir 1986, gaji pokok 80% sebesar Rp80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) ditambah tunjangan dan potongan akhirnya diterima sekitar seratus sepuluh ribu rupiah.
Setelah penjadi PNS 100%, kala itu gaji naik dan totalnya sekitar seratus lima puluh ribu rupiah.
Seiring dengan waktu, kenaikan golongan dan pangkat, gaji dokter negeri naik pesat, hingga pada Desember 1995, total gaji Rp390.300,- (tiga ratus sembilan puluh ribu tiga ratus rupiah)
Perinciannya sebagai berikut:
Nama: -
Gaji bulan: Desember 1995
Gaji bersih: Rp423.700,-
Potongan:
Korpri: Rp1.500,-
Dharma Wanita: Rp100,-
Simpanan wajib koperasi: Rp6.000,-
Asuransi: Rp2.000,-
Ongkos Angkut Beras: 500,-
IDI: 3.000,-
HUT IDI: Rp20.000,-
Jumlah potongan: Rp33.400,-
Sisa yang dibayarkan: Rp390.300,- ( inilah yang diterima)
Tahun berikutnya, Desember 1996, jumlah gaji naik lagi dengan pesatnya menjadi: Rp399.300,-
Dan pada bulan Desember 1997, naik lagi menjadi Rp430.900,-
Tahun demi tahun berlalu dengan grafik naik turun sesuai potongannya. Pada saat Gus Dur jadi presiden, ketika itulah gaji pns mengalami lonjakan kenaikan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah.
Akhirnya pada Desember 2006, gaji dokter negeri golongan IV.a, masa kerja 19 tahun, ditambah tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya berjumlah sangat besar, yakni Rp2.748.000,- (dua juta tujuh ratus empatpuluh delapan ribu rupiah).

Tahun 2009 dan 2010
Pemerintah berencana menaikkan gaji pokok pegawai negeri sipil (PNS) pada tahun depan sebesar rata-rata 5 persen. Selain itu, pemerintah juga akan menaikkan tunjangan secara signifikan kepada PNS di 12 departemen atau lembaga yang akan menjalankan program reformasi birokrasi.

Mengacu pada Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 dengan Perubahan Kesebelas atas PP Nomor 7 tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji PNS yang diterbitkan awal Januari 2009, pemerintah menetapkan gaji terendah dan tertinggi PNS.

Gaji pokok PNS sendiri paling rendah sebesar Rp 1.040.00 untuk Golongan I a dengan masa kerja 0 tahun. Dan gaji pokok tertinggi sebesar Rp 3.400.000 bagi PNS golongan IV e dengan masa kerja 32 tahun.

Berikut ini perincian detail gaji PNS untuk dokter:

* Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 1.954.300
* Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 2.051.400
* Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 10 tahun sebesar Rp 2.206.200
* Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp 2.880.800
* Sementara untuk pejabat eselon I, yaitu golongan IV d dan golongan IV e
* Golongan IV d dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 2.212.900
* Golongan IV d dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 2.322.900
* Golongan IV d dengan masa kerja 10 tahun sebesar Rp 2.498.200
* Golongan IV d dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp3.262.000
* Golongan IV e dengan masa kerja 0 tahun sebesar Rp 2.306.500
* Golongan IV e dengan masa kerja 4 tahun sebesar Rp 2.421.200
* Golongan IV e dengan masa kerja 10 tahun sebesar Rp 2.603.900
* Golongan IV e dengan masa kerja 32 tahun sebesar Rp 3.400.000

 
Gaji dokter spesialis adalah sekitar 15jt/bln, atau 180jt/tahn, dokter umum 8jt/bulan. untuk dokter PTT/ khusus negri berkisar 1,7jt/bulan. Gaji2 itu belum termsuk nilai kontrak dan bonus persentase hasil per pasien, yg biasanya 1 pasien = mendapat 50rb
Jadi, Slalu bercita-cita untuk jadi dokter spesialis :),..



Referensi :
1. http://strategimanajemen.net/2009/02/02/standard-gaji-2009/
2.http://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/23/gaji-dokter-negeri-di-indonesia/
3. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dan-tujuan.html
4.http://terselubung.blogspot.com/2010/01/gaji-beberapa-profesi-2009-2010.html

Jumat, 26 November 2010

Refreshing II : Menu Sehat Jantung Sehat

Seseorang yang menderita gangguan jantung disyaratkan mampu mengatur asupan nutrisi untuk menghindari penyumbatan pembuluh darah dan mencegah komplikasi. Selain untuk menghindari komplikasi, diet jantung sehat juga dapat menjaga kesehatan jantung. Pengaturan konsumsi makanan, mutlak diperlukan untuk mengontrol kadar kolesterol dan lemak yang sehat. Pengaturan makanan difokuskan untuk meningkatkan kadar kolesterol LDL (low density lipoprotein, atau yang sering disebut lemak jenuh) dan menurunkan HDL (high density lipoprotein, atau sering disebut dengan lemak tak jenuh). 
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan jantung adalah pola makan seseorang. Menu makanan sehat berikut akan sangat dibutuhkan oleh mereka yang peduli pada kesehatan jantungnya : 

Susu Kedelai 
Susu kedelai menurunkan kolesterol darah dan risiko Penyakit Jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet dengan protein kedelai signifikan mengurangi Total Kolesterol, kolesterol LDL (yang "Bad" kolesterol) dan Trigliserida. Sebagai hasil dari temuan ini, pada tahun 2010, FDA berwenang klaim kesehatan tentang hubungan antara protein kedelai dan Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada pelabelan makanan yang mengandung protein kedelai. 

Oatmeal
Oatmeal kaya akan omega-3, folate, dan kalium. Kandungan serat dalam oatmeal diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan menetralkan gula darah. Kombinasikan dengan buah pisang, maka Anda akan mendapat sarapan sehat.

Ikan Salmon
Salmon memiliki kandungan omega-3 tertinggi di antara jenis ikan lainnya. Mengonsumsi salmon secara rutin dapat menetralkan tekanan darah, membantu pengentalan darah secara normal, dan memperkecil risiko stroke. Salmon juga mengandung antioksidan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan otak dan kulit.

Minyak Zaitun
Unsur fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan squalen dalam minyak zaitun memegang peranan penting dalam kesehatan manusia. Minyak ini juga mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang berdampak positif bagi kesehatan jantung karena mampu menurunkan kadar kolesterol jahat yang dapat menimbun di dinding arteri.

Minyak Biji Rami
Minyak biji rami atau flaxseed oil adalah minyak yang diekstrak dari biji tanaman flax (rami). Biji rami kaya akan beberapa asam lemak esensial, seperti omega-3 (seperti asam lemak pada ikan) dan omega-6 linolenic (seperti asam lemak pada minyak nabati). Penelitian menemukan kalau biji rami mampu mencegah serangan jantung terjadi untuk kedua kalinya sehingga minyak biji rami telah digunakan dalam terapi mencegah penyakit jantung, kolesterol tinggi, hipertensi, dan angina.

Wartel 
Wortel mengandung beta-karoten. Beta-carotene is a provitamin A which body converts to Vitamin A. Many researches suggest that high-carotenoid diet is good for the heart health. Beta-karoten merupakan provitamin A yang mengubah tubuh untuk vitamin A. Banyak penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi karotenoid yang baik bagi kesehatan jantung. It reduces the risk of heart disease. Ini mengurangi risiko penyakit jantung. For keeping the heart healthy we need good amount of Vitamin A and Vitamin C. Carrots contain both the vitamins in good amount. Untuk menjaga kesehatan jantung kita perlu baik jumlah Vitamin A dan C. Vitamin Wortel mengandung kedua vitamin dalam jumlah yang baik. These two are extremely important to keep the heart healthy and prevent heart diseases. Kedua sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit jantung. Carrots are also very helpful to lose weight and because of this carrots prevent heart diseases. Wortel juga sangat membantu untuk menurunkan berat badan dan karena ini wortel mencegah penyakit jantung.
 
Bayam
Bayam memiliki kandungan bernama betaine yang baik untuk kesehatan jantung. Bila Anda tidak suka dengan sayur bayam, Anda dapat menggantinya dengan sayuran lain. Mengonsumi dua jenis sayuran setiap hari akan memperkecil risiko penyakit jantung hingga 25%.

Kacang Hijau
Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau. Lemak kacang hijau tersusun dari 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Tomat
Banyak ahli nutrisi yang merekomendasikan tomat dan berbagai olahanya sebagai menu makanan sehat untuk mencegah jantung koroner. Hal ini adalah karena tomat dan produk olahan dari tomat seperti jus, pasta dan saus tomat adalah sumber utama kandungan lycopene yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membantu mengurangi resiko serangan jantung koroner.
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Dr. A. Venket Rao seorang profesor dari universitas toronto, terbukti bahwa lycopene bisa mengurangi resiko jantung koroner. Dari penelitian juga terungkap bahwa kandungan lycopene dari produk olahan tomat seperti dari jus tomat atau pasta tomat lebih mudah diserap daripada kandungan lycopene tomat yang belum diolah.

Rabu, 24 November 2010

Menu 5 : Health Finance In Indonesia And Proprovider paymentvider Payment

                           Health finance

Salah satu dari subsistem yang cukup fundamental dari Sistem Kesehatan (SKN) adalah pembiayaan kesehatan. Ketiadaan atau tidak optimalnya pembiayaan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dan program lainnya, merupakan salah satu penyebab utama tidak tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang kita inginkan. Betapa tidak, hampir semua aktivitas dalam pembangunan tak dapat dipungkiri, membutuhkan dana dan biaya. Beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan yang mesti diperhatikan antara lain :
  • Kuantitas anggaran pembangunan kesehatan yang disediakan pemerintah maupun sumbangan sektor swasta.
  • Tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada.
WHO memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut:
  • Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan,
  • Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan kesehatan masyarakat miskin,
  • Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial,
  • Penggalian dukungan nasional dan internasional, Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional,
  • Pengembangan kebijakan yang didasarkan pada data dan fakta ilmiah,
  • Pemantauan dan evaluasi.
 Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar berasal dari :
  1. Bersumber dari anggaran pemerintah. Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
  2. Bersumber dari anggaran masyarakat. Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut.
  3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit – penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 .
  4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat. Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat mengakomodasi kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.
Sasaran dari strategi utama meningkatkan pembiayaan kesehatan itu adalah;
  • Pembangunan kesehatan mendapatkan penganggaran yang memadai oleh pemerintah pusat dan daerah,
  • Anggaran kesehatan pemerintah lebih diutamakan untuk pencegahan dan promosi kesehatan dan
  • Terciptanya sistem jaminan pembiayaan dalam sektor ini, terutama bagi masyarakat miskin.

Provider Payment


Tipe dari provider payment :
1. Out-of pocket : Biasanya untuk pembayaran servis
2. Goverment revenue : Dokter dibayar dengan gaji, Untuk perawatan primer dapat dibayar dengancara kapitasi. kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi pelayanan kesehatan (PPK) menerima sejumlah tetap penghasilan per-peserta, per periode waktu tertentu. untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu tertentu.
3. Asuransi Sosial dan private : Penanganan kesehatan primer dibayar dengan cara kapitasi, sekunder dan tertier dibayar dengan gaji atau upah dari servis

Penyedia pembayaran kesehatan Indonesia :
  1. Penataan Terpadu (managed care); Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan pelayanan kesehatan. Pada saat ini penataan terpadu telah banyak dilakukan di masyarakat dengan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau JPKM. Managed care membuat biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan bisa lebih efisien. Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat berhasil baik, antara lain: a. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini perlu untuk menghidari bahaya moral hazard b. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem rujukan. c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas berobat, misalnya obat yang digunakan adalah obat generik kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life saving. d. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan
  2. Sistem reimbursement; Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh karyawan maupun provider layanan kesehatan.
  3. Asuransi; adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).
  4. Pemberian Tunjangan Kesehatan; Perusahaan yang enggan dengan kesukaran biasanya memberikan tunjangan kesehatan atau memberikan lumpsum biaya kesehatan kepada pegawainya dalam bentuk uang. Sakit maupun tidak sakit tunjangannya sama. Sebaiknya tunjangan ini digunakan untuk mengikuti asuransi kesehatan (family health insurance). Tujuannya adalah menghindari pembelanjaan biaya kesehatan untuk kepentingan lain, misalnya untuk membeli rokok, minuman beralkohol, dan hal – hal lain yang malah merugikan kesehatannya.
  5. Rumah Sakit Perusahaan; Perusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah besar akan lebih diuntungkan apabila mengusahakan suatu rumah sakit untuk keperluan pegawainya dan keluarga pegawai yang ditanggungnya. Dalam praktisnya, rumah sakit ini bisa juga dimanfaatkan oleh masyarakat bukan pegawai perusahaan tersebut. Menyangkut kesehatan pegawainya, rumah sakit perusahaan harus menyiapkan rekam medis khusus, yang lebih lengkap, dan perlu dievaluasi secara periodik. Perlu diingatkan bahwa pelayanan kesehatan yang didapat dari rumah sakit perusahaan diupayakan bisa lebih baik bila dibandingkan jika dilayani oleh rumah sakit lain. Dengan demikian, pegawai perusahaan yang dirawat akan merasa puas dan bangga terhadap fasilitas yang disediakan. Rasa senang menerima fasilitas kesehatan ini akan membuahkan semangat bekerja untuk membalas jasa perusahaan yang dinikmatinya. 
Sistem Finansial Kesehatan :
Ada beberapa jenis dari sistem finansial kesehatan : 
1. Mandatory Health Insurance (NHI) adalahsistem asuransi bahwa hukum memerlukan kelompok populasi tertentu atau seluruh penduduk untuk mematuhi, berbeda dengan asuransi kesehatan sukarela, yang tidak mempunyai kekuatan hukum. Mandatory Health Insurance (NHI) juga disebut Asuransi Kesehatan Sosial. keuntungan dari system ini tidak berganting pada situasi ekonomi pada negara tersebut selama anggota dari asuransi tersebut masih membayar kewajibannya.

2. Sistem finansial tergantung dari pajak
Keefisiensi dari sistem ini tbergantung pada keadaan situasi ekonomi dari negara tersebut. Jika keadaan ekonmi negara tersebut baik, maka sistem pembayaran kesehatan akan jadi lebih baik, begitu oula sebaiknya
3.  Commersial Health Insurance System
Keuntungan dari sistem ini adalah menggunakan prinsip "more pay more service". Sedangkan kerugiannya adalah orang yang kurang mampu tidak bisa tercakup dalam sistem ini. Biasanya system ini dipakai oleh nehara berkembang.

Referensi :
1. Lecture Note dr. Laksono Trisnantoro dan dr. Sigit Riyarto : Provider payment Mechanism
2. Lecture Note dr. Ali Gufron Mukti : health Financing
3. http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/pembiayaan-kesehatan.htm
4. http://www.medisonline.net/article-journal/41-article/70-pembiayaan-kesehatan

Menu 4 : Ayo Tanggulangi Bencana HIV AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.


AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Bencana HIV/AIDS timbul karna beberapa akibat :
1. Kegagalan dalam menghendtikan Transmisi virus tersebut
2. Kegagalan dalam mengsosialisasikan program pencegahan HIV/AIDS
3. Kegagalan dalam mendukung program HIV/AIDS
4. Kegagalan dalam pengobatan

HIV dapat ditularkan melalui 3 cara, yaitu :
  • Hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Transfusi darat atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.
  • Melalui Alat Suntik.
HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai jamban yang sama atau tinggal serumah. jadi, jangan isolasikan pasien HIV/AIDS, karna mereka juga layak untuk hidup dan penularannya tidak semudah yang anda bayangkan!!!


Tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS :
1. Stigma dan Deskriminasi
Stigma dan diskrimansi terhadap ODHA walaupun sudah banyak berkurang dalam 5 tahun terakhir namun masih tetap merupakan tantangan yang bila tidak teratasi, potensial untuk menjadi penghambat upaya penanggulangan HIV dan AIDS terutama di daerah-daerah. Diskriminasi   yang dialami ODHA
baik pada unit pelayanan kesehatan, tempat kerja, lingkungan keluarga maupun di masyarakat umum haruslah tetap menjadi prioritas upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Oleh sebab itu perlu dukungan dan perberdayaan kelompok-kelompok dukungan sebaya (KDS) sebagai mitra kerja yang efektif dalam mengurangi stigma dan diskriminasi sekaligus pemberi dukungan bagi mereka yang membutuhkan.

2. Decentralisasi
Desentralisasi dan otonomi pemerintahan dimaksudkan untuk mempercepat tercapainya kesejahteraan rakyat termasuk dalam bidang kesehatan. Dengan demikian memberikan kesempatan bagi Pemerintah Daerah untuk merencanakan program yang dibutuhkan – termasuk pencegahan HIV dan  AIDS – yang didasarkan pada kebutuhan lokal dan mengalokasikan anggaran yang sesuai. Dengan semangat Komitmen Sentani beberapa provinsi dan kabupaten/kota telah memperlihatkan perhatian yang cukup
besar terhadap masalah HIV dan AIDS di daerah masing-masing. Namun sebagain besar pemerintah daerah belum menganggap masalah HIV dan AIDS sebagai prioritas pembangunan untuk ditanggulangi, walaupun data telah menunjukkan masalah HIV dan AIDs sudah mengkhawatirkan.
Advokasi kepada pemerintah daerah perlu tetap dilanjutkan dan ditingkatkan untuk mewujudkan tujuan otonomi dan desentralisai pemerintahan, antara lain melalui penguatan dan pemberdayaan KPA di daerah dan pemberiaan bantuan teknis.

Tiga Pilar Pemecahan Masalah Penanggulangan HIV/AIDS 
Permasalahan HIV/AIDS merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak harus bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan ini sehingga tercapai solusi integral. Solusi yang mampu menangani masalah ini secara tuntas dan menyeluruh, tidak hanya sebagian saja.
Ada tiga pilar utama yang dapat menanggulangi masalah HIV/AIDS. Ketiga pilar tsb harus saling bekerja sama dan memberikan kontribusi maksimal agar solusi integral dapat tercapai. Ketiga pilar tsb antara lain :

1. Keshalehan Individu Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal pikiran
Faktor ini yang menjadi pembeda antara manusia dan binatang. Binatang diberikan kebebasan sebebas-bebasnya karena mereka hanya mengikuti nalurinya. Sedangkan manusia dalam memenuhi keinginannya harus berpedoman dalam suatu aturan. Aturan yang mengajarkan bagaimana cara menyalurkan berbagai keinginan manusia dengan benar, bukan menekan atau menghapus keinginan tersebut. Seperti jika ada sepasang laki-laki dan perempuan saling mencintai, maka pemuasan keinginannya adalah terikat dalam satu ikatan suci yaitu pernikahan. Dari ikatan ini, lahir keturunan-keturunan suci dari jenis laki-laki dan perempuan. Alangkah bahagianya manusia yang mengenal Tuhannya. Ia tidak akan menjadi makhluk yang hidup terasing di suatu tempat, yang tidak tahu harus kemana melangkah karena Tuhan telah memberikan tuntunannya ke jalan yang benar.
Manusia bukan makhluk suci seperti malaikat, bukan pula makhluk hina seperti setan. Ia terkadang berbuat benar, terkadang pula berbuat salah. Namun, jika ia mengakui kesalahannya dan mau berbenah diri menuju lebih baik, maka ia akan mendapat kedudukan yang mulia di sisi Tuhan. Begitu pula dengan ODHA, jangan putus asa terhadap rahmat Tuhan. Semua ujian pasti sanggup dijalani sebaik mungkin jika berserah diri kepada Sang Pencipta. Setiap sakit yang dideritanya akan menjadi penghapus dosa. Ingat pula dengan janji Tuhan, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Contohnya penisilin (yaitu antibiotika β-laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri) akhirnya ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1928. Saat ini para ahli riset terus mengupayakan berbagai percobaan untuk menemukan obat terbaik bagi ODHA dan dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang lebih baik.
Tak dapat dipungkiri, arus globalisasi yang semakin pesat ternyata tidak hanya membawa dampak positif tapi juga menimbulkan dampak negative. Selayaknya setiap individu membekali dirinya dengan keimanan dan ketakwaan kepada Sang Pencipta sebagai benteng pertama dalam menghadapi arus globalisasi. Ia akan mampu memilah antara perbuatan baik dan buruk. Ia tidak akan mudah terjerumus dalam lubang kemaksiatan.
Tidak ada kata terlambat bagi setiap ODHA yang ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Mereka masih bisa berperan aktif dalam menanggulangi masalah ini. Mereka mampu menyadarkan orang lain tentang akibat perilaku kehidupan pergaulan bebas (seks bebas dan penggunaan narkoba) karena mereka sendiri telah menjadi korban. Bahkan mereka juga mampu menjadi manusia yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain karena pengalaman hidup mereka yang menjadikan mereka berjuang keras melawan penyakitnya dan pada saat bersamaan memberdayakan dirinya menuju lebih baik. 

2. Kontrol Sosial Masyarakat
Stigma negative terhadap ODHA masih menempel kuat dalam benak masyarakat. Kekurangpahaman masyarakat tentang HIV/AIDS menyebabkan reaksi negative terhadap ODHA. Padahal ODHA juga manusia sosial yang ingin berinteraksi dengan orang lain. Mereka seharusnya tidak langsung memvonis hukuman terhadap ODHA dengan mengasingkannya. Mereka juga ikut bertanggung jawab terhadap penyebaran HIV/AIDS yang terjadi saat ini. Sikap masyarakat yang bersikap acuh tak acuh terhadap fenomena ini menjadi indikator kecacatan masyarakat.
Perlu adanya pemahaman mendalam tentang HIV/AIDS agar masyarakat tidak salah mengambil tindakan. Pembinaan masyarakat mutlak dilakukan secara kontinu sehingga tercipta kesadaran umum. Dari kesadaran ini akan melahirkan kebiasaan masyarakat yang terbebas dari perilaku negative. Karena faktor utama penyebab munculnya HIV/AIDS adalah perilaku negative yang jauh dari norma keagamaan. Sehingga jika ada salah satu anggota masyarakat yang melakukan perilaku menyimpang, dengan serta merta anggota masyarakat yang lain akan segera meluruskan perilaku tsb dan tidak akan membiarkan perilaku tsb menyebar kepada anggota lain. Pada saat itulah penyebaran HIV/AIDS dapat berkurang secara signifikan. 

3. Penetapan Aturan Negara
Keshalihan individu dan kontrol sosial masyarakat tidak akan berjalan sempurna tanpa adanya undang-undang yang memberi sanksi hukum kepada pelaku amoral. Disinilah, Negara (pemerintah) berperan besar terhadap penetapan undang-undang agar para pelaku amoral menjadi jera sekaligus melindungi masyarakat (termasuk individu) dari perbuatan-perbuatan menyimpang. Ketika sanksi yang diberikan Negara tidak mampu menekan laju pertumbuhan perbuatan amoral, maka Negara mengevaluasi kembali tentang kebijakan undang-undang dan kinerja yang dilakukannya selama ini.
Dalam menentukan kebijakan undang-undang tentang penanggulanan HIV/AIDS, Negara harus mengikutsertakan para ODHA, pakar kesehatan dan wakil masyarakat dalam merumuskan kebijakannya. Sehingga terjalin solusi integral yang sesuai dengan kepentingan bersama, tanpa ada pihak yang dirugikan. Program Negara (pemerintah) melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota harus disambut oleh masyarakat dengan tangan terbuka. Masyarakat harus ikut aktif berpartisipasi dalam menyukseskan program ini karena program ini tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat.


Referensi :
1. http://organisasi.org/pengertian_definisi_dan_cara_penularan_penyebaran_virus_hiv_aids_info_informasi_penyakit_menular_seksual_pms
2. http://www.who.int/hiv/en/
3. Lecture Note dr. Sunardi Radiono: HIV/AIDS Disaster and HIV/AIDS in Nature Disaster
5. Jurnal : The National HIV/AIDS Strategy 2007-2010 in Indonesia

Selasa, 23 November 2010

Menu 3 : Any body knows? Ayo Kenali Orang Lain Lebih Dekat

Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana baik bencana alam maupun akibat ulah manusia disebabkan letak geografis, jumlah penduduk, keterbatasan sarana. Setiap bencana pasti menimbulkan korban baik korban hidup yang mengalami luka-luka atau korban mati, secara teknis penanganan korban hidup telah mendapatkan perhatian yang cukup baik dengan melibatkan baik Pemerintah, LSM maupun masyarakat. Penanganan korban mati juga harus mendapat perhatian yang lebih optimal.

Bencana merupakan kejadian yang mendadak, tidak terduga dan dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, kapan saja serta mengakibatkan kerusakan dan kerugian harata benda, korban manusia yang relative besar baik mati maupun cedera. Bencana dapat disebabkan karena alamiah seperti gunung meletus, banjir, tanah longsor atau karena kesalahan manusia. Beberapa hal yang diakibatkan oleh kesalahan manusia antara lain karena kelalaian yaitu kecelakaan lalu lintas udara, laut dan darat, serta kebakaran dan runtuhnya gedung. Adapula bencana yang sengaja dilakukan oleh manusia antara lain peledakan bom oleh teroris, pembakaran serta kerusuhan.
Penanganan korban mati pada bencana selama ini belum mendapat perhatian yang serius, penuh tantangan serta memerlukan dana, sarana dan prasarana yang cukup mahal serta dibutuhkan profesionalisme dari para petugas yang menangani hal tersebut. Selain itu terbatasnya sumber daya manusia yang menangani korban mati baik dalam kuantitasmaupun kualitas memerlukan perhatian khusus agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini.
DVI (Disaster Victim Identification) adalah Identifikasi korban bencana massal. Pada  saat ini di Indonesia dibagi menjadi 4 Regional yaitu :
1. Bagian Indonesia Bagian Barat I (Berkedudukan di Medan ), 
2. Bagian Indonesia Bagian Barat II (Berkedudukan di Jakarta sebagai pusat DVI Indonesia)
3. Bagian Indonesia Bagian Tengah ( Berkedudukan di Surabaya )
4. Bagian Indonesia Bagian Timur ( Berkedudukan diMakassar ).



Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi korban dari bencana alam : 

A. Metode Primer  
1. Sidik jariAda tiga alasan mengapa sidik jari merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi korban bencana :
• Sidik jari adalah unitPerbedaan mutlak antara papillary ridges pada jari-jari dua individu yang berbeda 
• Sidik jari tidak berubahPapillary ridges terbentuk di bulan keempat kehamilan dan tetap tidak berubah bahkan setelah kematian. Bahkan setelah luka ringan Papillary ridges tumbuh pada pola yang sama dan pada luka yang parah dapat menyebabkan jaringan parut permanen.
• Sidik jari dapat diklasifikasikan:Karena sidik jari dapat diklasifikasikan, sehingga dapat diidentifikasi dan didaftarkan secara sistematis dan kemudian diambil dengan mudah untuk tujuan perbandingan. 
2.  Forensik OdontologyStruktur unik dan ciri-ciri spesifik dari gigi dapat dijadikan sebagai metode primer untuk identifikasi korban bencana. Pemeriksaan tersebut dengan cara membandingkan data  postmortem dengan data yang ada pada doker gigi yang merawat korban selama hidup.Gigi terlindung dengan baik dalam rongga mulut dan mampu menahan pengaruh luar bahkan setelah saat kematian. Gigi terdiri dari zat yang paling sulit dan paling tangguh dalam tubuh, sehingga ketika jaringan tubuh memburuk, karakteristik dari gigi yang sangat va-luable untuk keperluam identifikasi tetap dapat di akses

3. DNA Analysis
DNA merupakan bagian penting dari informasi genetik yang terkandung didalam sel, yang karakteristik setiap individu berbeda kecuali mempunyai hubungan keluarga atau kembar. 
Pencocokan DNA adalah cara yang terbaik untuk mengidentifikasi bagian-bagian tubuh. Untuk profil DNA memerlukan sample yang diambil dari korban dan akan dikirim ke laboratorium untuk dianalysis sesuai standar dan dilakukan pencocokan dengan kerabat korban.
4. Antropology
Tujuan dari Antropologgy adalah untuk :
- Menentukan tulang atau tidak
- Menentuakn manusia atau tidak
- Menentukan jenis kelamin
- Menentukan umur
- Menentukan Tinggi
- Menentukan ras

B. Metode Sekunder
1. Acessoris
Dari acesoris yang dipakai korban sebelum bencana seperti tas, dompet, pakaian, akan memudahkan keluarga ataupun teman korban untuk mengidentifikasi korban tersebut.
2. Dokumen
Dokumen seperti identitas diri, KTP, passport, akan mudah diidentifikasi informasi korban dengan melihat dokumen tersebut.


Referensi :
1. Indriati, Etty. Antropologi Forensic. UGM Press : Yogyakarta : 2010
2. INTERPOL. Disaster Victim Identification (DVI).  2010
4. Lecture Note Dr.Yuda Nurhantari : Disaster victim management 
5. Lecture Note Dr. Hendro Wartatno : Medical Emergency Response
6. Lecture Note Dr. Etty Indriati : The Role of Anthropology in Disaster Victim Identification
7. http://adjisuwandono.staff.uns.ac.id/2010/07/22/identifikasi-korban-bencana-massal/

Senin, 22 November 2010

Menu 2 : Bincang-Bincang Tentang Manajemen Puskesmas

Prinsip manajemen meliputi merencanakan, mengatur, menggerakkan dan menilai seluruh hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan khususnya di Puskesmas. 

Tentang Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat

Di Puskesmas Krejengan ini kegiatan yang dilaksanakan, mungkin juga kurang lebih sama dengan puskesmas lain adalah 3 hal :
  1. Upaya Kesehatan Perorangan
  2. Upaya Kesehatan Masyarakat
  3. Manajemen Puskesmas
Di luar itu biasanya kegiatan adalah atas perintah dari Kepala Dinas Kesehatan atau kegiatan Pemda.
Kegiatan manajemen memang tidak terpisah dari kegiatan secara keseluruhan. Namun untuk memudahkan memahami saya rasa, lebih bisa digambarkan seperti pada graph di sebelah ini.
Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan atau dulu sering disebut sebagai Upaya Pengobatan menjadi bagian yang berdiri sendiri. Sehingga kalau dulu ada istilah Basic Six, sekarang hanya ada Basic Five, karena UKP cukup besar untuk dijadikan satu upaya. Maka pembagian menjadi seperti berikut ini  :

Upaya Kesehatan Perorangan :
  • Poli Umum
  • Poli Gigi
  • Poli KIA
  • UGD
  • PONED
  • Rawat Inap
  • Laboratorium Sederhana
  • Apotek
  • Pelayanan Rujukan Ambulans
  • Penyelenggaraan Makan Pasien
  • Perawatan Sarana Prasarana
Dalam hal pembagian, pernah dibuat dengan bentuk Rawat Jalan (Umum, KIA dan Gigi), Rawat Darurat (UGD), Rawat Inap dan Unit Penunjang. Namun Pembagian ini kami tinggalkan dan hanya dijadikan sifat unit saja, karena ternyata diringkas seperti itu malah tidak praktis.

Upaya Kesehatan Masyarakat
  • Promosi Kesehatan
  • Penyehatan Lingkungan
  • Kesehatan Keluarga
  • Peningkatan Gizi Masyarakat
  • Pengendalian Penyakit
  • Upaya Kesehatan Sekolah
  • Upaya Kesehatan Khusus
  • Perawatan Kesehatan Masyarakat
5 teratas sampai pengendalian penyakit adalah Program Wajib. Yang 3 terbawah adalah Program Inovatif atau Tambahan.  Upaya Kesehatan Khusus adalah gabungan dari Kesehatan Jiwa, Kesehatan Indera dan Penanggulangan Kecacatan dan Keganasan.

PEMBENAHAN organisasi manajemen puskesmas, juga memerlukan seni dan pengetahuan untuk memahami hal-hal apa yang terlibat dalam mencapai tujuan serta apa yang menghambat pencapaian tujuan institusi. Berdasarkan analisis pengalaman dari berbagai sumber informasi, ada tujuh konsep (7 K) yang dikembangkan untuk membenahi kinerja  manajemen puskesmas :

1. KOMUNIKASI :
  • Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar tidak menimbulkan salah persepsi atau miskomunikasi, baik secara interpersonal atau lewat pertemuan organisasi seperti minilokakarya (minlok) puskesmas
2. KOORDINASI :
  • Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi, memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung pencapaian target.
3. KOMITMEN :
  • Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan penuh sikap profesional dan dedikasi tinggi, sesuai standar profesi, untuk memberikan yang terbaik.
4. KONSISTEN :
  • Apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing staf/pegawai yang proporsional.
5. KONTINYU :
  • Aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif dan kreatif dalam menjalankan tugas
6. KONSEKUEN :
  • Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap pegawai
7. KOOPERATIF :
  • Kerjasama menyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.
Referensi :
1. Muninjaya, A.A Gde. Managemen Kesehatan Edisi 2. 2004
2. http://www.puskel.com/7-konsep-dasar-pembenahan-kinerja-manajemen-puskesmas/
3. http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2009/11/manajemen-puskesmas.html